Dia Part II



Sepenggal doa Bapa Kami :

“…… dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni orang yang bersalah kepada kami…”


Tiap malam aku mengucapkan doa Bapa Kami. Sejak SMP aku udah diajarin untuk berdoa begitu. Berarti udah sekitar 6 tahun aku minta sama Tuhan buat ngampunin kesalahan-kesalahanku dan janji akan mengampuni orang-orang yang jahat sama aku.


Tapi aku lupa buat mengampuni Dia.


Umurnya lebih tua 2 tahun dibanding aku, tapi Dia sekelas denganku karena sempat tinggal kelas. Di kelas, aku nggak tahu pernah berbuat dosa apa pada Dia sampai dia suka sekali melampar potongan-potongan kertas yang dipuntel-puntel ke arahku, dan saat aku menoleh dia pura-pura nggak ngapa-ngapain sehingga aku sempat bingung dan kesal karena nggak tahu siapa yang melempariku. Dia membuatku terlihat seperti orang bodoh, padahal aku tahu, aku nggak lebih bodoh dari dia karena nilai-nilai akademiknya selalu di bawahku.


Dia suka membicarakan yang jelek-jelek tentangku pada orang lain. Dan Dia seakan nggak terima saat kubilang aku pacaran dengan seorang cowok anak IPA, dan jarang keliatan jalan sama-sama di sekolah. Hei, emangnya kalo pacaran kemana-mana mesti nempel terus? Menggelikan sekali pemikirannya. Apa aku mesti terlihat seperti beberapa pasang kekasih yang merupakan teman sekelasku yang kemana-mana selalu sama-sama, pegang-pegangan, sampai diomongin guru-guru? Menurutku tindakan itu kampungan. Udik. Jadi kenapa aku mesti bertindak udik seperti itu?


Tiap kali aku dibuat kesal oleh Dia, aku sering ngedoain Dia yang jelek-jelek. Aku doain biar dia impoten. Atau kecelakaan *pernah dikabulin*. Atau dihukum guru. Atau kena her yang banyak *dikabulin juga*.


Tapi kemarin, saat dia bikin aku sakit hati lagi, saat aku untuk yang kesekian kalinya ingin doain Dia yang jelek-jelek lagi, entah kenapa aku teringan doa Bapa Kami itu. Sungguh munafik tiap malam aku berdoa meminta pengampunan, tapi aku sendiri tidak mau mengampuni Dia. Sungguh nggak tahu diri. Jadi aku hanya berdoa, agar Tuhan yang aku percaya mengampuni kesalahan dia, mengasihi dia, dan memberi ia kesadaran untuk lebih menghargai orang lain.

Komentar

Postingan Populer