Tips Negbolang ke Malang dengan budget minimal
Halo
pembaca WSG, ini pertama kalinya aku nulis artikel tentang travelling yang
benar-benar travelling *memang biasanya apa, ya? x_x* . Seperti yang sudah
kalian tahu lewat tulisan-tulisanku sebelumnya, aku sempat tinggal di kota
Malang selama beberapa tahun ketika menempuh pendidikan SMA, dan jatuh cinta
sama kota ini. Bahkan setelah lulus dari SMAK Kolese Santo Yusup Malang dan
melanjutkan pendidikan setara S1 dalam Program Pendidikan Akuntansi BCA di Jakarta
pun, aku beberapa kali menyempatkan diri ‘pulang’ ke Malang. Kenapa ada tanda
kutip pada kata ‘pulang’ tadi? Karena… beberapa teman nggak sependapat ketika
aku bilang aku pulang ke Malang. Rumah di alamat KTP-ku (dulu) ada di Jayapura.
Papa-Mama dan adikku yang paling kecil juga ada di Jayapura. Dan kalau pun ke
Malang, ujung-ujungnya aku jadi anak kos, tinggal di kos, kemana-mana sendiri.
Nah, kata mereka, itu bukan pulang. Tapi bagiku, pulang itu kembali ke suatu
tempat yang membuat kamu ngerasa nyaman seperti di rumah.
OK..
OK… Aku kebanyakan bacot, ya? Jadi… setelah beberapa kali pulang ke Malang, aku
mau nulis beberapa tips buat teman-teman pembaca yang tertarik liburan murah
tapi nggak murahan ke Malang.
Transportasi
Banyak
alternatif transportasi buat ke Malang. Pesawat, bus pariwisata, atau kereta,
bahkan bisa lho naik angkot dan naik bus antar kota. Kalo mau naik pesawat, aku
saranin cari tiket pesawat menuju Surabaya. Kenapa? Karena misalnya nih aku
dari Jakarta, harga tiket Jakarta-Surabaya dan Jakarta-Malang, itu bisa beda
100-300ribu rupiah lebih murah ke Surabaya. Nah, dari Surabaya, kamu bisa ke
Malang dengan menggunakan mobil travel. Tarifnya 40ribu-80ribu. Banyak banget
kok pilihan perusahaan travel yang menyediakan layanan transport dari Bandara
Juanda ke Malang. Tinggal googling aja. Travel yang aku rekomendasikan namanya
Travel Kirana, tarifnya 80rbu, dan si bapak sopirnya cukup ramah (beberapa kali
aku naik travel dari perusahaan lain dan sukses dibikin BT poool. Ya, keramahan
tu salah satu pertimbangan utamaku sih), trus kan itu pakai mobil Innova, satu
mobil maksimal isinya 4 penumpang plus barang-barang koper bawaan penumpang.
Jadi nggak sesak, lah.. Sudah gitu cukup ontime juga jam jemputnya. Perjalanan
dari Surabaya-Malang sendiri bisa memakan waktu 2-3 jam. Nah, selain itu,
kenapa aku rekomendasiin ke Surabaya dulu? Soalnya kalo tujuan Jakarta-Surabaya
tu sering ada promo tiket pesawat, lebih sering dibanding Jakarta-Malang. Harga
tiket pesawat sih bervariasi banget, tergantung pintar cari tiket promo apa
nggak. Aku pernah dapat tiket pesawat ke Surabaya dari Jakarta dengan harga Rp
300.000, pernah juga dapat yang Rp 600.000, dan pernah liat promo Rp 59.000
tapi nggak bisa beli gara-gara lagi nggak libur kuliah.
Kalo
naik kereta, lama perjalanan dari Jakarta-Malang sekitar 15 jam. Harga tiketnya
beragam, tergantung kelasnya. Ada kelas Ekonomi, Ekonomi AC, Bisnis, dan
Eksekutif. Untuk kelas Ekonomi AC, harga tiketnya 65.000, sedangkan untuk kelas
Eksekutif, bulan lalu aku aku dapat tiket seharga 300.000. Yaa, ada harga, ada
kenyamanan juga, sih. Tapi dengan catatan, harga 300.000 itu harga tiket
menjelang lebaran lho, jadi kalau teman-teman berencana liburan ke Malang nggak
pas high season, mungkin bisa dapat yang lebih murah dari yang aku beli dulu.
Untuk
alternatif transport yang lain, aku juga pernah naik bus antar kota, tapi itu
sudah sekitar empat tahun yang lalu, jadi aku pikir agak nggak relevan lah ya
kalo aku tulis sekarang? Hehe… Pokoknya, rajin-rajin aja googling buat dapat
tiket promo, atau follow twitter-nya Citilink yang suka ngasih info promo tiket
pesawat.
Penginapan
Malang
terkenal sebagai kota pelajar. Karena itu, banyak banget usaha kos-kosan
menjamur di kota ini. Naaah, daripada bayar hotel untuk sekedar numpang tidur,
biasanya aku memilih kos sebagai tempat nginap. Banyak banget yang nawarin kos
harian, dan fasilitasnya pun cukup nyaman. Maklum, cost of living di kota ini
memang lebih rendah dibanding di Jakarta, makanya apa-apa lebih murah dibanding
di Jakarta.
Yang
perlu teman-teman jadiin pertimbangan sebelum milih kos, dekat nggak sih dengan
rute angkot? Kenapa angkot? Soalnya di Malang nggak ada busway sodara-sodara,
jadi pilihan transport kalo mau jalan-jalan itu: angkot, becak, atau taksi
(dengan tarif minimum Rp 30.000), atau… jalan kaki.
Daerah
yang aku jadiin rekomendasi buat cari tempat kos tuh di daerah Simpang
Borobudur. Di sini dekat SMAK Kolese Santo Yusup alias Hua Ind, sehingga
banyaaak banget usaha kos-kosan. Nah, kalo dari sini, mau ke daerah
Soekarno-Hatta tuh dekat. Di Daerah Soekarno-Hatta atau yang biasa disingkat
Suhat atau Soetta, itu surganya tempat-tempat makan dengan harga mahasiswa.
Soalnya deket daerah Universitas Brawijaya juga. Di daerah Simpang Borobudur
juga banyak banget tempat makan dengan harga anak kosan. Maklum, siswa-siswi
Hua Ind tuh hampir separuhnya perantauan, berasal dari luar Malang, makanya ya…
harga makanannya harga anak kos lah..
Tarif
kos harian mulai dari Rp 30.000. Biasanya aku nginap di kos di Simpang Borobudur
46, dengan tarif 30.000 per hari, aku dapat kamar kos yang nyaman dengan kasur
spring bed, meja belajar, lemari, kamar mandi luar. O ya, nggak usah deh cari
tempat kos yang nawarin kipas angin atau AC. Nggak bakal kepakai juga karena
udara di Malang adem banget.
Tapi
bulan lalu, kamar kos di Simpang Borobudur 46 itu sudah keisi semua, makanya
aku googling tempat kos lain. Nah, aku nemu tempat kos di Jln. Sigura-gura,
nggak jauh dari Matos (Malang Town Square). Tarifnya Rp 60.000 per hari, dapet
kasur spring bed, TV, free wi-fi, dan kamar mandi sendiri. Sejujurnya aku belum
pernah ke daerah ini, jadi begitu aku sampai di kota Malang, aku minta diantar
sama sopir taksi dengan berbekal alamat yang dikasih sama pemilik kos. Nggak
begitu sulit dicari kok ternyata.
O
iya… di sekitar sana juga banyak banget penjual makanan, nggak usah takut
kelabakan cari makan. Nasi bebek di jln. Sigura-gura tuh wajib dicobain! Enaaak
banget! :9
Pakaian
yang dibawa?
Aku
saranin teman-teman bawa pakaian yang nggak gampang lecek karena kebanyakan
laundry di kota ini, minimal nyuci mesti 5Kg. Kenapa? Soalnya kebanyakan yang
laundry kan anak kos, mahasiswa, gitu-gitu. Agak sayang kalo nyucinya
dikit-dikit. Jadi bawa pakaian yang nggak gampang lecek biar bisa dipake lebih
dari sekali lah.. Hoho… atau bawa rinso sachet-an yang harganya Rp 500 di
warung, trus habis dicuci baju bisa dikibas-kibas dan taraaa… bisa dipakai!
Haha!
Dare
to ask a stranger
Belajar
dari pengalamanku yang ini, beranilah nanya sama orang asing, tentunya
dengan cara yang sopan. Bukannya jadi nggak hati-hati dan ngebiarin jadi objek
kejahatan orang nggak dikenal, tapi, berani bertanya itu baik lho. Karena kalo
teman-teman ngandalin naik taksi kemana-mana buat mengeksplor kota ini, tarif
minimalnya Rp 30.000 lho, kenapa nggak coba naik angkot yang Rp 3.500 dengan
googling rute angkot atau nanya ke pedestrian
gitu? Atau nggak, sebenarnya teman-teman mau jalan kaki menuju tempat
tertentu juga nggak apa-apa. Soalnya beberapa kawasan tu daerahnya adem… gitu. Ramah
lah, buat pejalan kaki.
Kota
Malang selalu ninggalin kesan buat aku, biar pun biasanya aku cuma menghabiskan
beberapa hari liburan di kota ini. Awalnya aku takut lho kemana-mana di kota
ini. Kenapa? Soalnya aku ini cewek, dan wajahku Cina banget lagi. Tau lah
Indonesia gimana terhadap keturunan Tionghoa. Tapi di kota ini, kerukunan agama
dan hormat antar suku tu benar-benar kerasa banget, yang bikin aku merasa kota
ini adalah ‘rumah’ buatku.
Komentar