There is no free lunch, my friend!
Kuliah itu mahal. Biar pun kata orang
kuliah di Perguruan Tinggi Negri (PTN) itu murah-apalagi kalau lolos menjadi
penerima beasiswa BIDIK MISI-tetap saja… textbook-nya mahal. Iseng, tahun lalu
aku ke toko buku dan melirik harga satu textbook yang mesti dipelajari
mahasiswa fakultas Akuntansi, satu textbook harganya tiga ratus ribuan. Kalo
sudah begini, nggak heran beberapa temanku yang sempat kuliah di universitas
biasa cerita kalo mereka lebih memilih beli buku bajakan yang harganya paling
cuma lima puluh ribuan dengan kualitas jelek tetapi isinya sama dengan textbook
asli.
Rasanya aku agak telat menulis tulisan ini
buat teman-teman yang sedang mencari tempat kuliah untuk tahun ajaran 2013,
tapi semoga saja bermanfaat buat teman-teman yang baru akan kuliah tahun ajaran
2014.
Aku resmi tercatat sebagai peserta Program
Pendidikan Akuntansi Bank Central Asia (PPA BCA) tahun ajaran 2012 kemarin. Program
ini kaya pendidikan S-1 selama 30 bulan, dan berkonsentrasi pada bidang
Akuntansi. Karena lamanya cuma 30 bulan, dibanding kuliah di universitas biasa
yang rata-rata baru selesai pendidikan 4 tahun, jadwal kuliah di PPA BCA
benar-benar dipadatkan banget. Senin-Jumat kuliah, dari jam 8.30-16.30.
Eh tunggu, rasanya urutan tulisanku ini
kebalik nggak sih? Aku sudah bilang belum kalau PPA BCA itu program beasiswa?
Iya, beasiswa yang diberikan BCA sebagai bentuk CSR (lupa kepanjangannya apa…
istilah yang aku pelajari waktu cawu 1 dalam mata kuliah Pengantar Bisnis).
Beasiswa penuh tanpa ikatan dinas. Jadi kaya aku nih yang udah keterima PPA,
aku benar-benar gratis mengikuti program ini. Aku kuliah dengan mata kuliah
yang sama kaya mahasiswa regular, aku nggak usah mikirin beli textbook atau
minjam textbook sama siapa karena BCA sudah nyiapin textbook buat aku pakai-satu
peserta satu textbook malah ada handout dan study guide segala macam-malah aku
dikasih uang saku tiap bulan sama BCA.
Setelah lulus PPA BCA, aku bakal dapat
penawaran kerja. Penawaran, bukan paksaan. Boleh aku ambil, boleh nggak. BCA
bakal nawarin kerja di cabang-cabang BCA di seluruh Indonesia. Posisi yang
ditawarkan nggak harus berhubungan dengan Akuntansi kaya auditor gitu sih. Iya
dong, masa BCA isinya auditor semua? Bisa aja ditawarin di bagian kredit,
budgeting, bahkan di learning center juga bisa. Tergantung kebutuhan dan bakat
si peserta dimana.
Tapi ingat teman-teman, untuk mendapat
sesuatu yang bagus, selalu ada harga yang harus kita bayar. Sebelum aku masuk
PPA, informasi yang aku dapat seputar program ini lewat googling ya… yang manis-manis
semua. Nggak, aku nggak bilang habis ini aku mau cerita yang serem-serem kok.
Aku cuma mau nulis sesuatu yang nggak aku dapat dari tulisan-tulisan lain hasil
googling-anku dulu.
Kuliah di PPA, rasanya tiap hari kaya
‘lari-lari’ terus. Aku geleng-geleng kepala waktu tau kalo mahasiswa regular
baru selesai mempelajari Principle Accounting pas semester dua, sedangkan di
PPA, Principle Accounting-dengan buku yang sama, karyanya Kieso dkk-habis
dipelajari dalam satu cawu. Satu cawu itu 4,5 bulan sodara-sodara. Dan
benar-benar selesai. Bukan sekedar asal lewat begitu. Sekarang aku sudah
setengah jalan menjalani cawu dua, baru dua bulan, dan aku sudah menyelesaikan
satu volume Intermediate Accounting-nya Kieso yang IFRS Edition.
Karena peserta PPA bakal dapat penawaran
kerja di BCA, kami juga disiapkan buat kerja. Yang berarti, disiplin. Sistem
absen yang menggunakan finger scan, membuat kami nggak bisa nakal nitip-nitip
absen, bolos, dan semacamnya. Dan karena BCA bergerak di bidang perbankan,
otomatis kepercayaan dong fondasinya. Makanya hukuman buat ketidak-jujuran
sangat berat di sini. Langsung DO begitu saja.
Oh, dan setelah lulus dari PPA, nggak
berarti langsung dapat gelar S-1. Jadi setelah lulus PPA, aku bakal dapat
sertifikat dari BCA gitu. Sertifikat itu bakal bernilai sih kalo mau melamar
kerja di tempat lain, tapi tetap saja beda sama ijazah S-1. Gimana biar dapat
ijazah S-1? Setelah lulus kan aku bakal ditawarin kerja tuh, kalo aku ambil,
berarti aku masih berada dalam naungan BCA. Aku kerja, dan sambil aku kerja itu
aku tinggal nambah 1 tahun buat ngambil skripsi (ngambil kelas karyawan yang
sore atau malam), lalu dapat deh gelar S-1. Dimana ngambil skripsinya?
Tergantung aku ditawarin kerja dimana. Kalo aku ditawarin kerja di Jakarta, BCA
sudah menjalin kerjasama denga Universitas Trisakti sehingga aku melanjutkan
kuliahnya mesti di Trisakti. Yang bayar? Aku sendiri dong. Kan ceritanya sudah
jadi karyawan BCA yang digaji.
Bagaimana kalo ditawarin kerjanya di luar
Jakarta? Di Jayapura misalnya? Nah, aku bisa melanjutkan kuliah di universitas
yang ada di Jayapura, misalnya Universitas Cendrawasih. Aku ambil skripsi satu
tahun sambil aku kerja di BCA. Yang bayar? BCA.
Tapi kalo aku memutuskan buat nggak
mengambil tawaran kerja BCA, aku nggak bakal didenda apa-apa kok. BCA nggak
bakal marah, dan aku nggak berada dalam naungan BCA lagi. Aku tetap bakal
transkrip nilai selama kuliah yang dikeluarin Universitas Trisakti, aku tetap
dapat sertifikat PPA BCA, cuma gimana biar aku dapat gelar S-1? Aku mesti
kuliah dari awal lagi sodara-sodara. Nggak bisa cuma melanjutkan 1 tahun yang
tinggal ngambil skripsi itu.
Aku belum pernah tahu beasiswa semacam PPA
BCA di Indonesia. Kuliah gratis, buku-buku gratis, ruang kelas full AC,
dosen-dosen berkualitas, uang saku, dan berbagai fasilitas lain yang diberikan
BCA pada peserta PPA BCA. Tapi, balik lagi ke poinku tadi, selalu ada harga
yang harus aku bayar untuk sesuatu yang bagus. Bangun pagi tiap hari dan baru
pulang sore hari, belajar-belajar-belajar, disiplin, peraturan tidak tertulis
untuk menyingkirkan ego pribadi, tidur dengan buku-buku kuliah di sampingku,
mungkin adalah harga yang harus aku bayar.
Lanjutan tulisan ini bisa dibaca di postingan yang ini.
Lanjutan tulisan ini bisa dibaca di postingan yang ini.
Komentar
mau tanya nih, banyak ga anak PPA BCA yg lulusan IPS waktu SMA? Apa kemungkinan lolosnya banyak?
trus nilai waktu SMA biar bisa masuk PPA BCA itu kisaran berapa? makasih :)
카 : Kalo boleh tau kamu dari daerah perekrutan mana? Kalau Jakarta, dari cerita teman2ku prosesnya cukup cepat, kira-kira 2 minggu. Kalau aku sendiri dulu direkrut di Malang, Jawa Timur, jarak antara psikotest dan interview sekitar 6-7 bulan.
@Rizki Noor: Waah, nggak ada tolok ukurnya mw bilang susah apa ga sih, karena tujuan interview kan buat ngenal diri kamu gitu. Ngga, ngga bakal ditanya soal akuntansi kok, hehe..
*Maap jarang banget buka blog, bakal ngga nyadar kalo ada comment baru. Please e-mail me, precillia_l@yahoo.co.id*