Curhat Buat Tuhan


Hei Tuhan, boleh curhat nggak? Tapi jangan marah… Kadang aku nggak percaya kalo Kamu tuh ada. Aku nggak percaya, ada sosok yang punya kuasa sebegitu besarnya, bisa mengatur segala hal, tapi ngebiarin dirinya dicela, dihujat segelintir orang yang nggak percaya, ngebiarin orang yang udah dibuat percaya pada-Nya malah dihasut, balik membenci dirinya. Aku nggak percaya, ada sosok yang begitu ajaib, yang bisa mengabulkan keinginan apa pun, tapi nggak bisa ngabulin keinginan segelintir orang yang begitu ingin makan, mengecap nasi, sementara segelintir orang lain bisa dengan seenaknya membuang-buang makanan-pesen makanan banyak-banyak di resto, trus kenyang, tiba-tiba nggak mood makan, buang deh. Betapa nggak adil.

Tuhan, boleh jujur nggak? Kadang aku kecewa. Bukan kadang ding, sering banget aku kecewa sama Kamu. Kadang apa yang aku pengen, aku perjuangin mati-matian, tapi nggak bisa aku raih. Sementara orang lain yang kerjanya nggak sekeras aku bisa mendapat hasil yang leih baik. Oh, apa Kamu senang bercanda?

Tuhan, boleh aku bilang sesuatu? Kadang aku pikir julukan Hakim Yang Adil tuh sangat nggak cocok buat kamu. Ada orang yang hidupnya kok sempurna banget. Kaya raya, terkenal, punya tampang dan otak di atas rata-rata… sedangkan banyak orang yang rasanya hidupnya serba minus. Untuk makan susah, nggak bisa sekolah, badan nggak keurus, sakit-sakitan… Iya, Bumi yang aku pikir adalah novel-Mu kok lucu banget, sih?

Tapi Tuhan, aku sering ketakutan mikirin hidupku. Aku bingung, aku nggak mungkin hidup atas kekuatanku sendiri. Aku nggak percaya juga kalo Kamu NGGAK ADA. Terlalu banyak hal-hal ajaib yang menurut guru Agamaku, atau pendeta di gereja bilang, itu ulah-MU. Dan aku nggak tahu mau bersyukur pada siapa. Mereka bilang, harusnya aku bersyukur pada-Mu.

Dan Tuhan, jujur, aku capek mikirin hal-hal logis. Aku capek mikir gimana ceritanya Kamu bisa tercipta. Dan aku sampai pada satu kesimpulan; yang bisa aku lakuin hanya berserah. Nyerahin hidupku tetap begini, berjalan sesuai yang udah Kamu tetapin. Aku capek mikirin siapa Kamu. Kata papaku, aku nggak perlu takut. Jalani aja hidup sebaik-baiknya. Urusan mau jadi apa aku setelah aku mati, aku nggak perlu tahu. Toh nanti udah ada Kamu yang nentuin.

Tuhan, aku hanya manusia. Otakku terlalu terbatas untuk menelaah Kamu. Dan ya, aku cuma bisa percaya.
***

Komentar

Postingan Populer