Kepada Mas-Mas Jablai di Seluruh Dunia
Aku nggak terlalu suka memberi nomor HP
kepada orang-orang yang nggak penting-penting amat dan aku jarang berurusan
dengan orang itu. Alasannya pertamanya, aku sering mendapat SMS forward-an yang
menuh-menuhin inbox, atau SMS putus asa yang isinya, “Kalo kamu nggak forward
SMS ini, akan…” atau, “Aku mati di sini karena ini dan itu, dan kalo kamu nggak
forward SMS ini, aku akan maen dengan kamu…” geje sekali. Dan aku berhipotesis
kalo yang ngirim SMS itu orang nggak punya teman yang pengen ngobrol dengan
seseorang tapi dengan cara yang salah.
Alasan lainnya dan yang menjadi alasan
utama adalah, aku sering dapat telepon menyebalkan dari mas-mas jablai. Nggak
tahu gimana caranya, sering ada nomor nggak dikenal yang nelepon-nelepon aku,
trus pas diangkat dimatiin, gitu… terus. Dan ketika untuk yang kesekian
kalinya, terdengar suara mas-mas yang dibikin sok imut, nyapa, “Hai, boleh
ngobrol ga?” Anda gila?! Dan tadi pagi jam 7-an, ada nomor nggak dikenal yang
menelepon HP-ku. Aku yang setengah sadar ngangkat tuh telepon.
“Halo,” kata suara di seberang. Suara
mas-mas. Aku udah pengen ngelempar HP.
“Siapa ini?!”
“Ini Hartawan, Mbak siapa?” langsung
kututup telepon itu. Ciri-ciri mas-mas jablai adalah, menelepon Anda dan malah
nanya, ‘Ini siapa?’ Lha kalo nggak tahu itu nomor siapa, ngapain ditelepon?
Sungguh tidak ber-IQ.
Aku belum sempat merem waktu teleponku
berdering lagi. Dari nomor yang sama.
“APA?!” kataku dengan suara meninggi.
“Mbak kok teleponnya diputus?” tanyanya.
“Saya nggak kenal Anda. Ada perlu apa?!”
“Nggak papa… cuma pengen ngobrol-ngobrol
aja,” dan aku mencabut batre HP-ku dengan kesal, lalu melanjutkan tidur.
Aku nggak habis pikir dengan para pelaku
penelepon iseng yang sebagian besar *aku nggak pernah nerima telepon gitu dari
cewek sih* cowok. Kenapa mereka nelepon-nelepon orang ga dikenal, minta
kenalan, dan kalo telepon diputus ngotot nelepon-nelepon terus? Mengganggu
sekali. Dan sungguh egois karena tidak memikirkan kesibukan orang yang
ditelepon. Jujur, aku sangat benci dengan mereka yang kujuluki mas-mas
jablai-pelaku penelepon iseng-dan aku menciptakan stereotip bahwa mereka adalah
mas-mas bertampang pas-pasan, nggak punya pekerjaan yang membuat mereka sibuk,
nggak punya teman, apalagi cewek, makanya mereka menelepon orang lain, berharap
mendapat teman.
Menurutku, kenapa mas-mas jablai ini tidak
menggunakan waktu yang mereka punya untuk melakukan pekerjaan yang berguna bagi
nusa dan bangsa, atau mencari teman dengan cara yang sopan dan tidak
menjijikkan, atau… dibasmi saja?
Komentar
Dasar Tuh cowok gangguin orang ajjah, contoh nih aku nggak gitu2 amat(biasa sih dikit)....!!! :)
Keren Mbak menyadarkan saya!
:v
ya, makasih udah mampir ya.. ;)