Dunia Dalam Selembar Kartu



Surabaya Postcrossing Meetup

Beberapa kali aku ditanyai teman tentang kegiatanku ngirim-ngirim kartupos, dan janji bakal ngejadiin satu tulisan di Blog karena kalau aku jelasin jadinya kepanjangan. Dan beberapa kali juga aku coba buka laptop, mau mulai nulis, tapi akhirnya bingung nulis darimana dan nggak jadi, hahaha... Dan aku ngaku, beberapa paragraf berikut tulisan ini aku copy dari Wikipedia, dengan sedikit pengeditan. Nah, di bagian akhir, baru aku mau sharing pertanyaan yang sering ditanyain.

“Precill ngapain sih kirim-kirim kartu pos? Kok kaya jadul banget?”

“Kok asik sih bisa dapat kartu pos dari luar negri? Caranya gimana?”

Aku ikutan join Postcrossing sejak September 2016. Apa itu Postcrossing?  

Postcrossing adalah sebuah proyek online yang memungkinkan para anggotanya untuk mengirim dan menerima kartu pos yang nyata dari seluruh dunia. Tagline proyek ini adalah "Send a postcard and receive a postcard back from a random person somewhere in the world! (Mengirim kartu pos dan menerima kartu pos kembali dari seseorang secara acak di suatu tempat di dunia!)" Anggotanya juga dikenal sebagai Postcrossers, mengirim kartu pos kepada anggota lain dan menerima kartu pos kembali dari Postcrossers secara acak lainnya. Dari mana kartu pos itu berasal selalu menjadi kejutan bagi yang menerimanya.

Postcrossing adalah gabungan dari kata post (atau kartu pos) dan crossing (persimpangan) dan asal usulnya "secara longgar berbasis pada situs Bookcrossing" Namun, crossing (persimpangan) atau pertukaran kartu pos bekerja dengan cara yang berbeda. Seorang anggota mengirim kartu pos ke Postcrosser dan menerima kartu pos kembali dari Postcrosser di belahan dunia lain secara acak. Pertukaran antara dua anggota yang sama hanya terjadi sekali, meskipun tukar-menukar langsung antara anggota terjadi, mereka bukan bagian dari kejadian resmi pada situs. Proyek ini sepenuhnya gratis dan siapapun yang mempunyai alamat dapat membuat akun. Namun, kartu pos itu sendiri dan biaya ongkos kirim kartu pos mereka adalah tanggung jawab dari tiap pengguna.

Ide utama dari Postcrossing adalah bahwa jika anggota mengirimkan sebuah kartu pos ia akan menerima setidaknya satu kartu pos kembali dari Postcrosser secara acak di suatu tempat di dunia.

Langkah pertama adalah permintaan untuk mengirim kartu pos. Situs ini akan menampilkan (dan mengirim anggota e-mail) alamat lain Postcrosser dan ID Postcard (misalnya: NE-376). ID Postcard unik mengidentifikasi bahwa kartu pos dalam sistem. Anggota kemudian mengirimkan kartu pos untuk yang Postcrosser dan menulis ID Postcard di atasnya. Postcrosser menerima kartu pos tersebut dan meregister menggunakan ID Postcard yang ada di kartu pos. Pada titik ini, anggota telah memenuhi syarat untuk menerima kartu pos dari Postcrosser lain. Dan dari mana kartu pos berasal adalah sebuah kejutan!

Awalnya setiap anggota dapat memiliki hingga 5 kartu pos yang dapat melakukan perjalanan pada setiap saat. Setiap kali salah satu dari kartu pos yang dikirim terdaftar, Postcrosser dapat meminta alamat lain. Jumlah kartu pos yang diizinkan untuk melakukan perjalanan setiap saat naik satu kartu pos seiring dengan semakin banyaknya kartu pos yang dikirim anggota.

Sistem Postcrossing memungkinkan untuk dua anggota yang sama untuk saling bertukar kartu pos hanya sekali. Secara kasar, anggota akan bertukar kartu pos dengan negara-negara lain daripada Negara mereka sendiri, namun pengguna dapat memutuskan untuk bertukar kartu pos dengan pengguna lain di negara sendiri.

Sebagian kecil kartu pos dikirim tersesat selama perjalanan mereka; atau yang lain mungkin datang dengan ID Postcard yang tidak terbaca sehingga sulit untuk mendaftar. Ada juga anggota yang menjadi tidak aktif saat kartu pos sudah dikirim untuk mereka. Sistem di balik akun website telah memperkirakan semua faktor dan kompensasi anggota aktif dengan mencoba untuk mengurangi perbedaan antara jumlah kartu pos yang dikirim dan diterima dari masing-masing anggota

Beberapa kali aku diledekin, ngapain kok kirim kartu pos? Kan sekarang sudah ada e-mail. Kalau memang pengen kenal sama teman di luar negri, pakai media social kan bisa. Buatku, memegang sesuatu secara fisik kan beda dengan cuma ngeliat foto atau deretan tulisan e-mail. Rasanya spesial, megang kartu yang ditulisi tangan seseorang di belahan dunia sana.

Postcrossing, ngajarin aku buat sabar. Di tiap kartu aku mikir mau cerita apa, mau dihias kartunya gimana, nempelin prangko satu-satu, mikirin gimana biar penerima kartu dariku senang. Postcrossing ngajarin aku buat berbagi tanpa berharap. Beberapa kali aku dikirim nggak cuma kartupos, tapi souvenir seperti banknotes asli dari negara lain. Perhatian kecil yang beneran deh, bisa membuat kamu tersenyum di hari seburuk apa pun.

Aku nggak ngerasa aneh dengan hobi ini. Buktinya, ada lho Komunitas Postcrossing Indonesia. Teman-teman yang tertarik menjadi postcrosser, bisa search komunitas ini di Facebook. Di Surabaya sendiri ada juga komunitasnya.

Karena buat kami, nggak perlu menjadi orang hebat buat bisa membawa perubahan untuk dunia yang lebih baik. Kenapa nggak mulai dengan kata-kata sederhana dari negara kita, memperkenalkan budaya Indonesia yang beragam, atau menyemangati dan mengajari bahasa Indonesia ke orang-orang di negara lain?

Aku semakin bangga dengan Indonesia, ketika beberapa teman postcrosser dari negara lain nulis pengen banget ke Indonesia, bahkan sedang merencanakan liburan ke Indonesia dan minta pendapatku enakan kemana. Karena kebanyakan dari mereka, hanya tahu Bali. Dan aku akan cerita tentang Gunung Rinjani, Bromo, Green Bay di Banyuwangi, Makassar, Jayapura, dan tempat-tempat lain.

Nggak takut ditipu? Maksudnya, kita ngirim kartupos nanti kalau nggak ada yang ngirim ke kita gimana?

Postcrossing udah bikin sistem yang menurutku cukup baik. Jadi logikanya, kita ngirim kartu pos, ntar kita juga pasti dikirimin. Nah, masalahnya ya sabar saja nunggunya. Karena kiriman dari luar negri yang pertama, biasanya bisa sampai dua-tiga bulan. Pasti galau deh kok nggak pernah dapat kiriman. Tapi percayalah, seiring waktu, tiap minggu Pak Pos bakal datang ngantarin kartu pos.

To send a letter is a good way to go somewhere without moving anything but your heart. – Phyllis Theroux.

Komentar

Luthfinta Sudar mengatakan…
Halo Mbak Cecil! ini Finta yang waktu itu ketemu di Bandung pas workshop nulis itu. Ih Mbaaa aku jadi tertarik deh baru tau ada yang kaya giniiiiii

Postingan Populer