Mimpi menjadi Anggota DPD RI :)

Nama saya Precillia Leonita. Dan saya hanya seorang pelajar kelas tiga SMA yang punya hobi malam-malam duduk di depan TV sambil nonton berita, dan sesekali mengganti channel TV untuk nonton SpongeBob. Dan nyatanya lagi, selama ini saya nggak pernah berharap menjadi anggota DPD RI. Kenapa? Karena saya tahu, menjadi anggota DPD RI tuh punya tanggung jawab yang besar. Nggak sekedar duduk nyantai di kantor, rapat, ngoceh-ngoceh, sudah. Tapi jika boleh bermimpi, saya sih mau-mau saja jadi anggota DPD RI. Gajinya kan banyak :P.

Seandainya saya menjadi Anggota DPD RI, saya pengen benar-benar kerja. Iya. Saya mau rajin-rajin datang rapat. Datang rapat juga bukan sekedar ngangguk-ngangguk dan nggak ngomong apa-apa, dan bukan-celakanya-tidur. Saya ingin menjadi dewan perwakilan dari rakyat yang ‘benar’ . Saya ingin lebih mengeksplorasi potensi-potensi yang terdapat di daerah secara optimal sehingga daerah saya pun semakin maju.

Saya sendiri adalah seorang anak Papua, biar pun mata saya sipit dan kulit saya putih, saya tetap merasa saya anak Papua. Saat pertama kali pindah ke Malang untuk melanjutkan SMA, pertanyaan yang umumnya ditanyakan orang-orang yang baru mengetahui kalau saya anak Papua adalah, “Di Papua ada apa saja sih? Ada mall nggak? Ada McDonald nggak? Ada Starbuck? Janga-jangan isinya hutan semua ya?”. Memang, fasilitas yang ada di Jayapura sangat terbatas. Karena itu seandainya saya menjadi anggota DPD RI *khususnya Papua*, saya ingin membangun fasilitas-fasilitas di Papua. Saya ingin memberi fasilitas-fasilitas yang lebih baik di sekolah-sekolah, juga saya ingin mengoptimalkan potensi alam Papua seperti pantai.

Banyak pantai di Papua yang belum dieksplor kepada masyarakat luas. Misalnya pantai Base-G yang memiliki nilai sejarah tinggi, pasir putih, dan pemandangan di sana saat sunset pun tidak kalah indah dibanding di Pantai Kuta Bali. Kalau pantai-pantai di Papua yang jumlahnya banyak sekali itu saya bangun fasilitas-fasilitas seperti penginapan di sekitarnya, membuka pasar kerajinan tangan masyarakat asli, tentu akan menjadi obyek wisata yang menjanjikan, kan? Pemasukan daerah bertambah, daerah pun dapat pemasukan untuk memperbaiki infrastruktur.

Jujur, saya tidak begitu mengerti soal politik. Tapi seandainya saya menjadi anggota DPD RI, saya akan lebih mengutamakan kepentingan daerah yang saya pimpin, rakyat saya, dibanding kepentingan politik segelintir orang.

Nama saya Precillia Leonita. Dan saya hanya seorang pelajar kelas tiga SMA yang punya hobi malam-malam duduk di depan TV sambil nonton berita, dan sesekali mengganti channel TV untuk nonton SpongeBob. Dan nyatanya lagi, selama ini saya nggak pernah berharap menjadi anggota DPD RI. Kenapa? Karena saya tahu, menjadi anggota DPD RI tuh punya tanggung jawab yang besar. Nggak sekedar duduk nyantai di kantor, rapat, ngoceh-ngoceh, sudah. Tapi jika boleh bermimpi, saya sih mau-mau saja jadi anggota DPD RI. Gajinya kan banyak :P.


Seandainya saya menjadi Anggota DPD RI, saya pengen benar-benar kerja. Iya. Saya mau rajin-rajin datang rapat. Datang rapat juga bukan sekedar ngangguk-ngangguk dan nggak ngomong apa-apa, dan bukan-celakanya-tidur. Saya ingin menjadi dewan perwakilan dari rakyat yang ‘benar’ . Saya ingin lebih mengeksplorasi potensi-potensi yang terdapat di daerah secara optimal sehingga daerah saya pun semakin maju.


Saya sendiri adalah seorang anak Papua, biar pun mata saya sipit dan kulit saya putih, saya tetap merasa saya anak Papua. Saat pertama kali pindah ke Malang untuk melanjutkan SMA, pertanyaan yang umumnya ditanyakan orang-orang yang baru mengetahui kalau saya anak Papua adalah, “Di Papua ada apa saja sih? Ada mall nggak? Ada McDonald nggak? Ada Starbuck? Janga-jangan isinya hutan semua ya?”. Memang, fasilitas yang ada di Jayapura sangat terbatas. Karena itu seandainya saya menjadi anggota DPD RI *khususnya Papua*, saya ingin membangun fasilitas-fasilitas di Papua. Saya ingin memberi fasilitas-fasilitas yang lebih baik di sekolah-sekolah, juga saya ingin mengoptimalkan potensi alam Papua seperti pantai.


Banyak pantai di Papua yang belum dieksplor kepada masyarakat luas. Misalnya pantai Base-G yang memiliki nilai sejarah tinggi, pasir putih, dan pemandangan di sana saat sunset pun tidak kalah indah dibanding di Pantai Kuta Bali. Kalau pantai-pantai di Papua yang jumlahnya banyak sekali itu saya bangun fasilitas-fasilitas seperti penginapan di sekitarnya, membuka pasar kerajinan tangan masyarakat asli, tentu akan menjadi obyek wisata yang menjanjikan, kan? Pemasukan daerah bertambah, daerah pun dapat pemasukan untuk memperbaiki infrastruktur.


Jujur, saya tidak begitu mengerti soal politik. Tapi seandainya saya menjadi anggota DPD RI, saya akan lebih mengutamakan kepentingan daerah yang saya pimpin, rakyat saya, dibanding kepentingan politik segelintir orang.

Komentar

Postingan Populer